Posted by: munifchatib | October 2, 2012

Takjub Rasanya Melihat pembelajaran di salah satu TK Tokyo

SISWA BELAJAR ANTRI DI TK MUSASHINO JYOSHI GAKUEN

Go to Tokyo, April 2013

By Munif Chatib

Melihat pembelajaran di TK MUSASHINO JYOSHI GAKUEN jadi teringat peristiwa tahun 2003 di Gresik Jawa Timur, ketika seorang pengawas TK datang ke TK kami dan marah besar. Alasannya di TK tersebut dia melihat anak-anak belajar mandi dengan cara antri di kamar mandi TK, lalu satu persatu melakukan mandi dengan didampingi gurunya. Sang guru terus memberi tahu bagaimana cara mandi yang benar, memakai sikat gigi dan sabun yang benar. Anak-anak senang luar biasa. Namun sekali lagi kata sang pengawas materi ‘mandi’ itu tidak ada dalam silabus. Jadi ‘haram’ diajarkan di TK. Dia marah besar sampai menangislah sang kepala sekolahnya.

Di TK MUSASHINO JYOSHI GAKUEN, saya mendapati hampir 90 persen tema belajarnya adalah ‘daily routine’ yaitu aktivitas sehari-hari yang dialami dan pasti dilakukan oleh anak-anak. Mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Jumlah penduduk di kota Tokyo sangat padat, namun dalam berjalan, memasuki stasiun bawah tanah sampai naik kereta bawah tanah, mereka sangat rapi. Budaya sabar mengantri sangat terlihat. Tidak ada yang berdesak-desakan atau saling mendahului. Saya bertanya-tanya, bagaimana ini bisa terjadi?

Ternyata jawabannya saya temukan di TK MUSASHINO JYOSHI GAKUEN. Anak-anak setiap hari diajarkan cara mengantri yang benar itu bagaimana. Mulai masuk dalam kelas, mengantri makanan di kantin. Aplikasi sehari-harinya adalah nereka berangkat ke sekolah dengan orangtuanya juga harus mengantri masuk kereta. Bersabar antri untuk menyeberang jalan. Saya melihat materi di sekolah sangat ‘nyambung’ dengan kehidupan sehari-hari masyarakatnya. Buat saya sangat ‘Applied Learning’. Saya memperhatikan bagiamana ketika empat anak TK ingin ke toilet, padahal hanya ada dua toilet. Subhanallah mereka antri dengan sabar, menunggu temannya yang datang duluan dan masuk toilet duluan. Saya membayangkan kalau di Indonesia, pasti mereka berebut dan berantem.

Saya mengamati mereka pada saat selesai istirahat, bel berbunyi dan mereka masuk kembali ke kelas. Wow … tanpa dikomando, mereka berbaris antri masuk ke kelas sambil tersenyum. Hari itu anak-anak di TK MUSASHINO JYOSHI GAKUEN agak heran, sebab banyak tamu orang asing yang datang melihat mereka belajar. Sungguh memilih tema belajar yang sesuai dengan kebutuhan anak dan langsung teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Saya bertanya kepada kepala sekolahnya tentang tema-tema yang diajarkan dalam satu semester ini. Sang kepala sekolah menjawab:

“Semuanya diawali ketika bangun dari tidur, anak-anak harus bisa membersihkan tempat tidurnya masing-masing. Lalu kami mengajarkan bagaimana mandi sendiri, pakai sikat gigi dan sabun yang benar. Kami mengajarkan juga bagaimana menggunakan handuk yang benar dan juga cara menjemurnya. Maklumlah di Tokyo rumahnya kecil-kecil, jadi harus tahu dimana tempat menjemur pakaian yang baik. Lalu kami mengajarkan bagaimana dia berpakaian, menyisir rambut, memasang sepatu. Oh ya setiap satu bulan sekali mereka diajarkan cara menggunakan ‘kimono’ pakaian khas Jepang. Lalu bagaimana makan yang benar dengan menggunakan sumpit. Kebiasaan membuang sampah. Kebiasaan antri ketika berangkat ke sekolah dengan kereta bawah tanah. Sampai di sekolah, cara menata sepatu dan tas-tasnya dan seterusnya sampai malam hari, pada saat berangkat tidur.”

Saya menjadi pendengar yang baik. Terkadang menghela nafas panjang. Betapa sederhana tema-tema belajarnya. Namun betapa pentingnya untuk kehidupan anak-anak. Sempat terlintas bagaimana teman saya dibuat repot oleh anaknya yang masih TK disebabkan banyaknya PR yang diberikan oleh sekolah TK-nya. TK ada PR, dahsyat ….!!!???#$?


Categories